(Orang-orang yang mengingkari kerasulanmu - wahai Muhammad - tidak berdasarkan kebenaran) bahkan mereka yang kafir itu bersifat sombong angkuh dan suka menentang kebenaran.
(Tidakkah mereka menyedari) berapa banyak umat-umat (yang ingkar) yang terdahulu dari mereka, Kami binasakan? Lalu mereka meminta pertolongan, padahal saat itu bukanlah saat meminta pertolongan melepaskan diri dari azab.
Dan mereka (yang mengingkari kerasulan Nabi Muhammad itu) merasa hairan, bahawa mereka didatangi oleh seorang Rasul pemberi amaran, dari kalangan mereka sendiri. Dan mereka yang kafir itu berkata: "Orang ini adalah seorang ahli sihir, lagi pendusta.
Dan (ketika itu) keluarlah ketua-ketua dari kalangan mereka (memberi peransang dengan berkata): "Jalan terus (menurut cara penyembahan datuk nenek kamu) dan tetap tekunlah menyembah tuhan-tuhan kamu. Sebenarnya sikap ini adalah satu perkara yang amat dikehendaki.
" Kami tidak pernah mendengar tentang (soal mengesakan Tuhan) itu dalam ugama yang terakhir; perkara ini tidak lain hanyalah rekaan dan dusta semata-mata".
(Mereka berkata lagi): Patutkah wahyu peringatan itu diturunkan kepada Muhammad (padahal orang-orang yang lebih layak ada) di antara kita?" (Mereka bukan sahaja ingkarkan kelayakan Nabi Muhammad menerima wahyu) bahkan mereka berada dalam keraguan tentang peringatan yang Aku wahyukan (kepada Nabi Muhammad) itu, bahkan mereka belum lagi merasai azab.
Atau adakah mereka menguasai langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya?. (Kalau ada kekuasaan yang demikian) maka biarlah mereka naik mendaki langit menurut jalan-jalan yang membawa mereka ke situ (untuk mentadbirkan seluruh alam).
Sebelum mereka itu, kaum Nabi Nuh, dan Aad (kaum Nabi Hud), serta Firaun yang mempunyai kerajaan yang kuat, telah juga mendustakan Rasul masing-masing.
Dan mereka pula berkata (secara mengejek-ejek): " Wahai Tuhan kami! Segerakanlah azab yang ditetapkan untuk kami, sebelum datangnya hari hitungan amal (yang dikatakan oleh Muhammad itu)".
Bersabarlah (wahai Muhammad) terhadap apa sahaja yang mereka katakan, dan ingatlah akan hamba Kami Nabi Daud, yang mempunyai kekuatan (dalam pegangan ugamanya); sesungguhnya ia adalah sentiasa rujuk kembali (kepada Kami dengan bersabar mematuhi perintah Kami).